"Dan melalui intervensi yang terstruktur dan berkelanjutan diharapkan juga agar masalah kerawanan pangan dapat diminimalisir secara signifikan, sehingga mampu mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan," harapnya.
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Tulungagung juga berkomitmen untuk terus mendistribusikan bantuan yang diharapkan dapat meringankan beban masyarakat desa rawan pangan serta memfasilitasi peningkatan akses pangan yang lebih baik.
Agus menyebut bahwa data statistik Prevalence of Undernourishment (PoU), telah mengalami penurunan, yakni dari 9,45% pada 2022 dan menurun menjadi 7,68% di tahun 2023.
"Dari angka tersebut menandakan adanya kemajuan, namun demikian juga masih banyaknya pekerjaan yang yang harus kita lakukan," tandasnya.
Diungkapkannya, dikarenakan ketersediaan anggaran yang terbatas, maka pihaknya belum bisa memperluas cakupan intervensi ke seluruh desa yang teridentifikasi.
"Jika ada anggaran yang memadai, kami tidak hanya menyediakan bantuan langsung dalam bentuk pangan saja, akan tetapi kami juga akan memperkuat program pemberdayaan ekonomi yang dapat mengubah kerawanan menjadi ketahanan," ungkapnya.
DKP Tulungagung berkomitmen untuk mengadvokasi peningkatan anggaran agar program yang lebih inklusif dan holistik dapat dijalankan, yang tentunya akan meliputi lebih banyak desa dan menyediakan solusi yang lebih integratif dan berkelanjutan."Saya berharap bantuan dari kami ini dapat bermanfaat dan meringankan beban bagi warga penerima manfaat," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Manding, Willy Angga Nugraha dalam kesempatan tersebut selaku Pemdes dan warga Masyarakat Desa Manding menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Tulungagung yang dalam hal ini melalui DKP Tulungagung telah memberikan bantuan pangan kepada warga masyarakatnya.
"Terimakasih, semoga bantuan ini bermanfaat bagi warga kami, dan kami juga berpesan kepada warga yang menerima bantuan agar bantuan ini di manfaatkan dengan sebaik-baiknya," tuturnya.
Editor : Arya Rajo Sampono