"Maka dari itu, fungsi hutan ini harus dikembalikan yakni dengan menanam kembali tanaman tegakan agar kawasan disana tidak hanya dipenuhi tanaman jagung," ungkapnya.
Dikarenakan mayoritas masyarakat disana hidup bertumpu pada tanaman jagung, Fauzi menyebut jika pihaknya tidak melarang masyarakat untuk tetap menanam jagung.
"Yang kami inginkan agar kawasan disana tidak hanya ditanami jagung, melainkan juga ditanami tanaman tegakan lain," lanjutnya.
Guna mengatasi hal itu pihaknya meminta dukungan pemerintah dalam hal ini legislatif untuk berperan memberikan pengertian kepada masyarakat disana agar sadar pentingnya keseimbangan alam.
Namun demikian pihaknya juga akan berupaya untuk mengajak warga agar mau menanam pohon tegakan atau semak belukar agar kondisi alam pulih.
"Sebenarnya bisa saja, tanpa mengurangi tanaman jagung namun juga harus diimbangi dengan tanaman tegakan misalnya kelengkeng dan semak belukar," tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Tulungagung, Marsono mengatakan, sebenarnya pihaknya jauh sebelumnya sudah melakukan berbagai penanganan dalam hal pemulihan lahan di pegunungan wilayah selatan Tulungagung seperti Tanggunggunung dan Besuki agar banjir lumpur tidak lagi terjadi.Namun demikian menurut Marsono, penanganan yang telah dilakukan selama ini masih belum maksimal, sehingga kawasan pegunungan selatan Tulungagung masih gundul.
"Sebenarnya kita sudah melakukan penanganan terkait hal itu, sudah tiga tahun lebih berjalan untuk menanggulangi permasalahan itu, namun aksinya belum maksimal, maka diakhir akhir jabatan kami ini kita jadikan shock terapi agar masyarakat juga menikmati hasil dari kerja kita sebagai legislatif," terangnya.
"Jadi kita bekerja bukan karena di apa apa atau diteriaki tapi kita sudah melakukan konsolidasi, cuman upaya untuk aplikasi aksi di lapangan yang belum maksimal dan belum terbangunnya kesadaran di masyarakat akan merawat buminya," imbuhnya.
Editor : HERAWATI ELNUR