Masyarakat Tulungagung Masih Konsisten Jaga Kelestarian Tradisi Bersih Desa dan Wayang Kulit

×

Masyarakat Tulungagung Masih Konsisten Jaga Kelestarian Tradisi Bersih Desa dan Wayang Kulit

Bagikan berita
Kades Sumberagung saat mengangkat tokoh Semar sebelum diberikan kepada Ki Dalang  sebagai pembuka dimulainya pagelaran wayang kulit
Kades Sumberagung saat mengangkat tokoh Semar sebelum diberikan kepada Ki Dalang sebagai pembuka dimulainya pagelaran wayang kulit

KONGKRIT.COM - Tradisi Bersih Desa yang merupakan upacara adat Jawa hingga kini masih tetap terjaga kelestariannya dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Seperti halnya yang dilakukan oleh warga masyarakat di Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung secara turun temurun tiap tahunnya secara konsisten masih melaksanakan tradisi tersebut dengan serangkaian kegiatan, mulai dari selamatan dan menggelar wayang kulit di Balai Desa setempat.

Kepala Desa Sumberagung, Judianan Junjung Nugroho, saat ditemui awak media di sela - sela pagelaran wayang kulit mengatakan, pada acara Bersih Desa kali ini pihaknya bersama warga masyarakatnya mengadakan berbagai kegiatan, mulai dari selamatan di tempat - tempat sejarah leluhur Desanya, Khotmil Qur'an, Doa bersama dan menggelar wayang kulit semalam suntuk dengan Dalang Ki Eko Prisdianto dan lawak kondang Cak Yuho dan Cak Bendol, yang kemudian ditutup dengan acara ruwatan murwokolo.

"Bersih Desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk membersihkan desa dari segala bentuk mara bahaya dengan memohon perlindungan kepada sang Pencipta Alam," ujarnya, Kamis malam (30/05/2024).

Selain itu menurutnya, ritual Bersih Desa juga bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang didapat oleh warga masyarakat.

"Melalui acara selamatan kita bisa berkumpul bersama dengan warga masyarakat dan berdoa bersama untuk keselamatan bersama. Selain itu juga bisa sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi serta kerukunan antara warga masyarakat dengan pemerintah Desa demi membangun desa menjadi lebih baik," tuturnya.

Disinggung terkait cerita atau lakon wayang kulit yang ditampilkan pada kesempatan tersebut, Judianan mengungkapkan bahwa lakon pada pagelaran wayang kulit kali ini yakni "Wahyu Katentreman atau Wahyu Kamulyan yang dominan menampilkan tokoh "Semar" yang merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa kahyangan. Semar juga merupakan sosok pengasuh sekaligus penasehat bagi para ksatria.

"Sebagaimana yang digambarkan dalam lakon ini, sebagai seorang pemimpin harus bisa menerima saran atau kritik dari rakyat maka negara yang dipimpinnya akan menjadi negara yang makmur dan sejahtera," ungkapnya.

"Kita sebagai generasi penerus tentunya juga punya kewajiban untuk menguri - uri atau melestarikan tradisi ini agar kelak nanti tidak punah di kemudian hari. Sekali lagi kami berharap melalui acara Bersih Desa ini kita semua selalu diberikan kesehatan dan kelancaran dalam mencari rezeki, sehingga bisa terwujud masyarakat yang ayem, tentrem, damai, guyub rukun serta dijauhkan dari berbagai balak dan rintangan," pungkasnya.

Editor : Arya Rajo Sampono
Bagikan

Berita Terkait
Terkini