Kenapa Jogjakarta yang Ramah Tidak Tersenyum pada Tionghoa?

×

Kenapa Jogjakarta yang Ramah Tidak Tersenyum pada Tionghoa?

Bagikan berita
Kenapa Jogjakarta yang Ramah Tidak Tersenyum pada Tionghoa?
Kenapa Jogjakarta yang Ramah Tidak Tersenyum pada Tionghoa?

KONGKRITJATIM.COM - Jogjakarta, kota yang dikenal dengan keramahan dan budayanya yang kaya, menyimpan luka lama yang mendalam.

Di balik keindahan dan Jogjakarta, terdapat kisah pahit diskriminasi rasial yang dialami oleh etnis Tionghoa selama bertahun-tahun.

Dilansir dari kanal YouTube DPP UGM, Kamis 23 Mei 2024, mari kita ulas, alasan kenapa keramahan kota Jogjakarta tidak menyentuh etnis Tionghoa.

Kisah Pahit di Balik Keindahan

Kisah diskriminasi rasial di Jogjakarta terungkap melalui pengalaman pribadi dan kesaksian dari berbagai narasumber.

Pak Siput, seorang perwakilan etnis Tionghoa, menceritakan pengalaman pahitnya terkait pembatasan hak kepemilikan tanah yang dialami oleh komunitasnya.

Di sisi lain, Bapak Willy, aktivis anti-diskriminasi, menjelaskan bagaimana kebijakan diskriminatif terkait tanah telah menindas dan menekan komunitas Tionghoa.

Perjuangan Hukum dan Kompleksitasnya

Upaya hukum yang dilakukan oleh Pak Handoko, seorang advokat keturunan Tionghoa, menunjukkan tekad untuk melawan ketidakadilan dan diskriminasi.

Dia berani menggugat pihak-pihak yang terlibat dalam kebijakan diskriminatif tersebut.

Namun, perjuangan ini tidak mudah, karena terhalang oleh kompleksitas penafsiran hukum dan kebijakan yang masih belum jelas.

Putusan Mahkamah Agung pun menyoroti perlunya perlindungan bagi kelompok yang lemah terhadap diskriminasi dari pihak yang lebih kuat.

Editor : Devi Irmayani Saiser
Sumber : DPP UGM
Bagikan

Berita Terkait
Terkini